Perjalanan di hari kedua dari liburan ke Jakarta ini telah diawali dengan kepanikan yang tidak kalah heboh dari hari yang sebelumnya. Waktu menunjukkan pukul 10.00 WIB disaat saya dan Lovina sedang bersiap- siap untuk berangkat ke tempat tujuan yang telah kami rencanakan untuk kunjungi sebelum keberangkatan kami ke Jakarta ini yaitu menuju pusat perbelanjaan Mangga Dua. Teman kami Inez yang sudah terlebih dahulu meninggalkan apartemen untuk berangkat ke Hotel Ritz Carlton dimana ia sedang melakukan studi magangnya telah memberikan kunci cadangan apartemennya kepada kami di saat malam sebelumnya. Awalnya kami sudah berpikir positif dan yakin bahwa jadwal perjalanan kami untuk hari yang kedua ini akan berjalan dengan lancar tanpa gangguan apapun lagi seperti layaknya hari kemarin. Namun nyatanya disaat kami telah siap untuk berangkat dan baru saja keluar dari kamar hendak mengunci pintu dari apartemen ini, kami mendapati bahwa kunci tersebut tidak berfungsi sebagaimana yang telah kami perkirakan.
Ternyata setelah kami mengunci pintu tersebut 2 kali seperti kunci- kunci pintu pada umumnya, kami pun juga mencoba untuk mengecek apakah pintu tersebut sudah terkunci atau belum. Dan nyatanya pintu masih bisa terbuka dengan begitu mudahnya seperti seolah-olah tidak terkunci sama sekali. Awalnya kami berpikir bahwa mungkin cara kami yang salah dalam mengunci pintu tersebut sehingga kami terus berusaha untuk mengunci pintu sampai berhasil dengan menggunakan berbagai cara yang berbeda. Anehnya walaupun kami berdua telah kerap kali mencoba mengunci pintu tersebut secara bergantian, kami tetap berada di situasi yang sama yaitu pintu tersebut tetap tidak dapat dikunci dengan cara apapun sehingga kami mulai cemas akan apa yang harus dilakukan bila pintu benar- benar tidak bisa dikunci. Setelah 30 menit berlalu, kamipun mendapati bahwa ternyata lubang besi pintu di dinding tidak berada di tempat yang tepat dengan besi pegangan kunci sehingga walaupun kami mencoba untuk mengunci pintu selama berkali- kali pastilah akan gagal karena besi pintu tidak dapat masuk ke lubang tersebut karena lubang terletak lebih tinggi dari besi yang seharusnya masuk tepat di lubang tersebut.
Setelah kehabisan ide dan mulai merasa capek karena terus mencoba mengunci pintu tersebut, akhirnya kami berdua pun memutuskan untuk menelepon Inez melalui nomor telepon hotel dimana ia sedang magang. Namun dikarenakan Inez sedang magang, maka telepon genggam miliknya juga sedang dalam kondisi mati sehinnga meninggalkan kami hanya pada satu pilihan yang tersisa yaitu untuk menghubunginya melalui restoran dimana ia sedang magang. Akhirnya, setelah berhasil mencari nomor telepon Hotel Ritz Carlton Jakarta di Internet, kami langsung menghubungi nomor tersebut dan meminta untuk langsung dihubungkan ke bagian restauran dimana Inez sedang bekerja dengan mengatakan bahwa kami adalah pihak dari apartemen dengan suatu urusan yang penting. Memang terdengar konyol namun kami terpaksa untuk melakukannya karena situasi yang genting ini dimana perut kami untuk kesekian kalinya lagi merasakan kelaparan yang luar biasa dan tidak kalah hebatnya dari kelaparan saat berada di dalam taxi Silverbird kemarin. Syukurnya, setelah menunggu beberapa saat, akhirnya kami dapat dihubungkan dengan Inez dan dari sana saya pun langsung bertanya bagaimana cara mengatasi pintu dari apartemen ini. Inez pun yang sedang bekerja dan dipanggil karena mendapat telefon dari kami berusaha untuk berbicara dengan sangat sopan dan dengan nada yang benar- benar diatur agar tidak menimbulkan kecurigaan apapun dari atasannya. Ternyata jawabannya hanyalah dengan mengangkat pintu sedikit lebih tinggi agar besi dapat masuk di lubang pintu dengan pas.
Akhirnya setelah menutup telepon kamipun mencoba untuk mengunci pintu sesuai dengan arahan yang diberikan oleh Inez namun nyatanya masih tetap tidak berhasil. Kemudian setelah kami sudah benar- benar capek dan kepanasan oleh udara di luar kamar apartemen yang tidak ber AC, kamipun memutuskan untuk meminta bantuan orang lain yang lebih kuat yaitu satpam dari apartemen ini. Lalu Lovina pun turun ke lobby untuk memanggil satpam dan meminta beliau untuk membantu kami mengunci pintu dengan menunjukkan arahan yang telah diberikan. Alhasil, pintu tersebut akhirnya benar- benar berhasil terkunci dan tidak lupa kami mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya oleh bantuan satpam tersebut.
Setelah itu, kami pun turun dan meninggalkan apartemen dan langsung mengunjungi Mall Taman Anggrek sekali lagi untuk membeli sedikit makanan demi mengganjal perut kami yang benar- benar lapar. Kemudian dari sana, kami menggunakan taxi Blurbird yang tersedia di lobby mall untuk berangkat ke Mangga Dua yang memakan waktu sekitar 45 menit oleh sebab jalanan Jakarta yang sangat macet. Sesampainya disana, waktu telah menunjukkan pukul 12.00 dan kami langsung bergegas untuk mencari foodcourt yang berada di lt.2 dari Mall ITC Mangga Dua untuk mendapatkan makan pagi kami. Lalu, saya memesan Mie Ayam dan Pempek Palembang yang dijual di salah satu resto yang tersedia di foodcourt tersebut dan kemudian baru melanjutkan acara shopping kami yang sudah kami tunggu- tunggu ini. ITC Mangga Dua Menyediakan Baju, Pakaian, Baju Wanita, Pakaian Pria mulai dari Baju Kerja, Baju Kantor, Baju Hamil, Baju Balita, Busana, Fashion, Baju Rajut, Jaket Couple, Kaos Couple dan Kaos Murah dan juga sampai ke Baju Anak Branded & Lokal. Dan untuk para saudara saudari muslim di seluruh tanah air, kami juga menjual Baju Muslim, Gamis Muslim, Hijab, Hijab Modern, Hijab Murah, Hijab Modis Termurah Untuk Anda dan terbuka juga bagi semua Reseller Dropship Baju Di Seluruh Indonesia (manggaduajakarta.com , 20 February 2014). Mangga Dua ini juga merupakan salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta dan memiliki ratusan toko yang menjual berbagai macam produk yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Namun, para pemilik kios ITC Mangga Dua dan Apartemen Mangga Dua Court tidak bisa ditingkatkan menjadi hak milik seperti halnya HGB murni. Hal ini berakibat hak atas tanah tersebut tidak dapat diwariskan kepada anak-cucunya. (Dauri Lukman, 2010: 5). Selain itu, ITC Mangga Dua ini memiliki jalur yang langsung terhubung dengan Pasar Pagi Mangga Dua yang menjual produk- produk yang serupa namun terkadang dengan harga yang lebih murah ketimbang ITC Mangga Dua. Namun menurut saya, produk- produk fashion yang dijual di ITC memiliki kualitas yang lebih bagus dan sangat cocok bagi kaum anak muda yang menyukai trend fashion.
Menurut penelitian (Studi Keberhasilan di Jakarta dalam hubungannya dengan kepuasan pengunjung, Jacob L.Lay, 2006:1), ITC Mangga Dua, ITC Roxy Mas, dan ITC Cempaka Mas adalah contoh pusat perbelanjaan yang berhasil. Salah satu indikator keberhasilan itu adalah sangat padatnya pengunjung ITC. Ada beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi hal ini, seperti misalnya lokasi, pencapaian, harga sewa, pelayanan, konsep desain fisik ITC, atau perilaku pengunjung yang pendekatan studi ini memperhatikan hal-hal mengenai prioritas pembahasan tersebut. Karena faktor-faktor keberhasilan merupakan aspek yang sangat penting bagi kelangsungan hidup sektor retail di tengah keadaan yang kurang menguntungkan. Adapun pembahasan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan pembobotan dengan studi likert yang kemudian dianalisis merupakan masukan atau input bagi pengelola Pusat Perbelanjaan ITC Mangga Dua, ITC Roxy Mas, dan ITC Cempaka Mas.
Selama disana, kami berdua mengelilingi mall selama berjam-jam tanpa bosan dan lelah seperti saat mengunci pintu apartemen pagi hari tadinya. ITC Mangga 2 juga terbagi menjadi 4 arah yang terdiri dari blok A,B, C,D dimana pada setiap bloknya terdapat puluhan toko yang berbeda antar blok. Akhirnya, setelah kami puas berjalan- jalan dan berbelanja banyak barang serta membeli oleh- oleh untuk keluarga kami di Surabaya, kami keluar dari mall ini tepat disaat toko sudah mulai tutup yaitu sekitar pukul 18.00 WIB. Lalu, dari sana kami menggunakan Taxi Bluebird untuk kembali ke Westmark Apartemen untuk meletakkan barang- barang belanjaan kami di kamar sebelum berangkat untuk makan malam bersama Inez yang sudah pulang dari jam magangnya. Kemudian, setelah bersiap- siap akhirnya kami bertiga meninggalkan apartemen sekitar pukul 19.45 WIB untuk menuju Mall Central Park yang hanya menggunakan waktu 10 menit berjalan kaki dari Westmark Apartment.
Sesampainya kami disana, kami mencoba sebuah restoran yang berada di bagian taman Mall yaitu restoran Luciole yang menjual makanan western dan Italian. Disana, saya pun memesan menu favorit mereka yaitu Chicken Steak namun tidak begitu enak menurut penilaian saya. Sesduah makan malam kami pun berjalan- jalan sebentar di dalam Mall dan memasuki beberapa toko yang ada disana seperti Mango, Zara. New Look, Stradivarius dan toko pakaian laninnya. Lalu, ketika waktu menunjukkan pukul 22.00 dan banyak toko yang sudah mulai tutup, maka kami bersinggah sebentar di toko roti Korea yang bernama Tous les Jours untuk membeli beberapa roti sebagai persiapan apabila besok paginya terjadi kejadian konyol lainnya yang menunda makan pagi kami lagi. Akhirnya, sesudah membeli roti kami pun meninggalkan mall dan kembali pulang ke apartemen dengan berjalan kaki untuk beristirahat dan menyiapkan tenaga untuk hari esok yang mudah- mudahan akan menjadi hari yang lebih baik dari hari ini.
Hasil Belanjaan di Mangga Dua
Resto Luciole - Central Park, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar