Bertemu lagi denga saya, pada hari ini saya akan melanjutkan cerita mengenai liburan saya selama berada di negeri Singapore.Kunjunga untuk hari ini adalah membahas mengenai pusat perbelanjaan lainnya yang terdapat di kawasan yang berbeda di Singapore yaitu Bugis Street dan Vivo City. Dari apartement yang berada di Stasiun Toapayoh, saya menggunakan MRT untuk menuju ke City Hall yang akan berlangsung selama 6x pehentian lalu darisana saya berpindah kereta jalur hijau untuk menuju ke stasiun Bugis selama 1x perhentian . Sesampainya di stasiun Bugis, saya langsung dapat memasuki area Mall Bugis yang lama dimana terdapat banyak toko, cafe , restaurant, booth – booth kecil, toko kosmetik dan banyak toko lainnya yang terbagi menjadi bagian mall indoor dan outdoor. Namun, dikarenakan luasnya gedung- gedung mall yang dibangun di Singapore ini terkadang masih membuat saya bingung mengenai detail lokasi tempat dan toko-toko yang terdapat di setiap lantai mall. Di dalam area indoor mall Bugis, saya menaiki escalator untuk memasuki beberapa toko pakaian yang terdapat di mall ini dan yang terbagi menjadi beberapa lantai. Pada lantai paling atas, terdapat foodcourt mall yang menjual berbagai macam makanan yang berbeda dan turun satu lantai dari sana, juga terdapat toko buku kinokuniya yang lebih kecil jika dibandingkan dengan Kinokuniya yang ada di Mall Takashimaya. Kemudian dari sana, saya kembali turun ke lantai bawah dan menuju ke area outdoor mall untuk menyeberang ke area bugis street yang terletak persis di depan gedung mall Bugis.
Setelah menyeberang, saya memasuki area bugis street untuk berjalan-jalan dan berbelanja. Pertokoan yang ada di sini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan toko di Mall Bugis dan produk-produk yang dijual disinipun memiliki harga yang jauh lebih murah oleh sebab lokasi dan area Bugis street ini lebih menyerupai sebuah pasar dimana kebanyakan toko hanya dibuka dengan menggunakan booth , tenda dan bangunan yang sangat kecil. Jalanan disini juga begitu sesak karena pengunjung yang sangat banyak sehingga membuat orang- orang saling berdesakan untuk lewat di tengah- tengah pertokoan grosir yang tidak ber-ac ini. Kebanyakan produk yang dijual memiliki harga grosir dan beberapa juga masih dapat ditawar karena tidak ada barang bermerek yang terdapat di kawasan ini. Menuju lantai atas adalah bagian ruang ber-ac dan kebanyakan toko yang terdapat disini adalah toko pakaian wanita dan aksesoris dimana kepadatan pengunjung juga sedikit lebih rendah bila dibandingkan dengan lantai bawah yang sangat sempit seperti layaknya pasar. Lalu naik lagi ke lantai atas adalah pertokoan yang serupa dengan yang ada di bawah yaitu menjual berbagai macam pakaian wanita dan aksesoris yang sudah dilengkapi dengan fasilitas full ac. Kemudian setelah puas berjalan- jalan disana, saya pun keluar dari kawasan ini dan menyeberang kembali untuk menuju ke area Bugis Mall yang semula. Dari sana, saya berjalan untuk menuju ke area stasiun MRT bugis yang awal untuk mengunjungi destinasi kedua saya yaitu VIVO City yang berada di Harbour Front.
Di stasiun Bugis saya menggunakan MRT dengan kereta arah yang berlawanan dari kereta pada saat berangkat kesini. Di dalam kereta saya menunggu sampai perhentian ke 4 yaitu pada stasiun Outram Park dan darisana saya berpindah kereta untuk menggunakan kereta jalur ungu menuju ke Harbour Front sebanyak 1x perhentian dan yang juga adalah perhentian terakhir bagi kereta jalur ungu. Sesampainya di Harbour Front, saya mengikuti arah keluar dari stasiun untuk masuk menuju ke Mall Vivo City yang sudah saya nanti-nantikan ini. Vivo City adalah sebuah mall yang sangat luas dan dipenuhi dengan berbagai toko- toko bermerek seperti layaknya mall- mall lain. Disini juga terdapat toko cokelat yang sangat besar bernama cocoa trees dimana mereka khusus menjual berbagai macam cokelat dari berbagai merek dan bentuk yang telah dikemas dengan begitu lucu dan menggiurkan. Di lantai paling atas dari mall ini juga terdapat toko jepang bernama Daiso yang menjual berbagai macam barang dari peralatan rumah tangga, aksesoris, stasionary, mainan dan berbagai macam produk lainnya dengan satu harga yang sama yaitu $2. Kemudian dari sini, terdapat bagian outdoor mall yang menghubungkan mall ini dengan salah satu arena taman bermain terbesar di Singapore yaitu Sentosa Island. Sebelum dibangunnya Universal Studio, Sentosa Island adalah satu-satunya taman bermain terbesar di negara ini yang menyajikan berbagai macam arena permainan maupun pertunjukkan musikal di setiap malam harinya. Namun jika dibandingkan dengan USS, Sentosa Island memang dapat dibilang kalah jauh dari segi fasilitas, permainan, pertokoan dan alat hiburan lainnya yang disediakan di Universal Studio. Namun yang dapat saya pastikan adalah kemanapun saya menjejakkan kaki selama berada di Singapore, sangat jarang saya menemukan sampah dibuang secara sembarangan di negara ini.
Tidak dapat dipungkiri memang Singapore adalah negara yang sangat indah dan bersih karena walaupun mereka tidak memiliki sumber alam sebanyak negara lainnya, namun mereka benar-benar menjaga dan berusaha keras untuk membuat negara ini sangat berkembang melebihi negara lainnya. Bahkan tidak jarang saya melihat orang tua diatas 50 tahun masih bekerja sebagai tukang pembersih di dalam toilet- toilet mall. Semangat kerja yang luar biasa ini memang patut dicontoh oleh masyarakat dunia lainnya karena oleh alasan inilah memang Singapore dapat terus berjaya dari tahun ke tahun serta memiliki penduduk yang benar- benar menjaga negaranya dengan baik. Akhirnya setelah selesai berjalan-jalan disini, saya pun berjalan ke arah stasiun MRT Harbour Front dan menggunakan kereta arah pulang dengan perhentian sebanyak 4x untuk menuju ke stasiun Dhoby Ghaut. Dari sana, saya berpindah kereta jalur merah dan menunggu hingga 5x perhentian hingga akhirnya sampai di stasiun Toapayoh. Setelah sampai di Toapayoh, saya kembali pulang ke apartemen dengan berjalan kaki selama 5 menit dari stasiun dan kemudian bersiap untuk istirahat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar